Pages

Featured 1

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 2

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 3

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 4

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 5

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

15.4.11

Tokoh Tokoh Mutu Pelayanan

A. SEJARAH MUTU

Pada mulanya mutu produk ditentukan oleh produsen. Pada perkembangan selanjutnya, mutu produk ditentukan oleh pembeli, dan produsen mengetahuinya bahwa produk itu bermutu bagus yang memang dapat dijual, karena produk tersebut dibutuhkan oleh pembeli dan bukan menjual produk yang dapat diproduksi.

Perkembangan mutu terpadu pada mulanya sebagai suatu system, perkembangan di Amerika Serikat. Buah pikiran mereka pada mulanya kurang diperhatikan oleh masyarakat, khususnya masyarakat bisnis. Namun beberapa dari mereka merupakan pemegang kunci dalam pengenalan dan pengembangan konsep mutu. Sejak 1980 keterlibatan mereka dalam manajemen terpadu telah dihargai di seluruh dunia. Adapun konsep-konsep mereka tentang mutu terpadu secara garis besar dapat dikemukakan berikut ini.

1. F.W. Taylor (1856-1915)

Seorang insiyur mengembangkan satu seri konsep yang merupakan dasar dari pembagian kerja (devision of work). Analisis dengan pendekatan gerak dan waktu (time and motion study) untuk pekerjaan manual, memperoleh gelar “Bapak Manajemen Ilmiah” (The Farther of Scientific Management). Dalam bukunya tersebut Taylor menjelaskan beberapa elemen tentang teori manajemen, yaitu :

Setiap orang harus mempunyai tugas yang jelas dan harus diselesaikan dalam satu hari.

Pekerjaan harus memiliki peralatan yang standar untuk menyelesaikan tugas yang menjadi bagiannya.

Bonus dan intensif wajar diberikan kepada yang berprestasi maksimal.

Penalti yang merupakan kerugian bagi pekerjaan yang tidak mencapai sasaran yang telah ditentukan (personal loss).

Taylor memisahkan perencanaan dari perbaikan kerja dan dengan demikian memisahkan pekerjaan dari tanggung jawab untuk memperbaiki kerja.

2. Shewhart (1891-1967)

Adalah seorang ahli statistik yang bekerja pada “Bell Labs” selama periode 1920-1930. Dalam bukunya “The Economic Control of Quality Manufactured Products”, merupakan suatu kontribusi yang menonjol dalam usaha untuk memperbaiki mutu barang hasil pengolahan. Dia mengatakan bahwa variasi terjadi pada setiap segi pengolahan dan variasi dapat dimengerti melalui penggunaan alat statistik yang sederhana. Sampling dan probabilitas digunakan untuk membuat control chart untuk memudahkan para pemeriksa mutu, untuk memilih produk mana yang memenuhi mutu dan tidak. Penemuan Shewhart sangat menarik bagi Deming dan Juran, dimana kedua sarjana ini ahli dalam bidang statistik.

3. Edward Deming

Lahir tahun 1900 dan mendapat Ph. D pada 1972 sangat menyadari bahwa ia telah memberikan pelajaran tentang pengendalian mutu secara statistik kepada para insinyur bukan kepada para manajer yang mempunyai wewenang untuk memutuskan. Katanya : “Quality is not determined on the shop floor but in the executive suite”. Pada 1950, beliau diundang oleh, “The Union to Japanese Scientists and Engineers (JUSE)” untuk memberikan ceramah tentang mutu. Pendekatan Deming dapat disimpulkan sebagai berikut :

Quality is primarily the result of senior management actions and not the results of actions taken by workers.

The system of work that determines how work is performed and only managers can create system.

Only manager can allocate resources, provide training to workers, select the equipment and tools that worekers use, and provide the plant and environment necessary to achieve quality.

Only senior managers determine the market in which the firm will participate and what product or service will be solved.

Hal ini berarti bahwa tanpa keterlibatan pimpinan secara aktif tidak mungkin tercapai manajemen mutu terpadu.

4. Prof Juran

Mengunjungi Jepang pada tahun 1945. Di Jepang Juran membantu pimpinan Jepang di dalam menstrukturisasi industri sehingga mampu mengekspor produk ke pasar dunia. Ia membantu Jepang untuk mempraktekkan konsep mutu dan alat-alat yang dirancang untuk pabrik ke dalam suatu seri konsep yang menjadi dasar bagi suatu “management process” yang terpadu. Juran mendemonstrasikan tiga proses manajerial untuk mengelola keuangan suatu organisasi yang dikenal dengan trilogy Juran yaitu, Finance Planning, Financial control, financial improvement. Adapun rincian trilogy itu sebagai berikut :

Quality planning, suatu proses yang mengidentifikasi pelanggan dan proses yang akan menyampaikan produk dan jasa dengan karakteristik yang tepat dan kemudian mentransfer pengetahuan ini ke seluruh kaki tangan perusahaan guna memuaskan pelanggan.

Quality control, suatu proses dimana produk benar-benar diperiksa dan dievaluasi, dibandingkan dengan kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan para pelanggan. Persoalan yang telah diketahui kemudian dipecahkan, misalnya mesin-mesin rusak segera diperbaiki.

Quality improvement, suatu proses dimana mekanisme yang sudah mapan dipertahankan sehingga mutu dapat dicapai berkelanjutan. Hal ini meliputi alokasi sumber-sumber, menugaskan orang-orang untuk menyelesaikan proyek mutu, melatih para karyawan yang terlibat dalam proyek mutu dan pada umumnya menetapkan suatu struktur permanen untuk mengejar mutu dan mempertahankan apa yang telah dicapai sebelumnya.

Uraian tokoh-tokoh mutu di atas sekedar menggambarkan secara singkat saja. Masih banyak para sarjana di bidang mutu yang tidak sempat ditulis pada kesempatan ini. Yang jelas para sarjana tersebut sependapat bahwa konsep : “pentingnya perbaikan mutu secara terus menerus bagi setiap produk walaupun tehnik yang diajarkan berbeda-beda”.

B. DEFINISI MUTU

Kini sampailah pada pengertian mutu yang diambil dari America Society for Quality Control yang mengatakan : Quality is the totality of features and characteristics of a product or service that bear on its ability to satisty stated of implied needs (Kotler : 1994).

Menurut para pakar mutu di dunia, ada beberapa definisi mutu.

1. Philip B. Crosby

Mutu adalah kesesuaian terhadap persyaratan atau keunggulan yang dipublikasikannya, seperti jam tahan air, sepatu yang awet, atau dokter yang ahli. Pendekatannya adalah top-down.

2. W. Edwards Deming

Mutu berarti pemecahan masalah untuk mencapai penyempurnaan terus-menerus, seperti penerapan kaizen di Toyota dan gugus kendali mutu pada Telkom. Pendekatannya adalah bottom-up. Deming juga tokoh yang menelurkan prinsip Total Quality Management yang dipakai di seluruh dunia hingga sekarang.

3. Joseph M. Juran

Mutu adalah kesesuaian dengan penggunaan, seperti sepatu yang dirancang untuk olahraga atau sepatu kulit yang dirancang untuk ke kantor atau ke pesta. Orientasi Juran adalah pemenuhan harapan pelanggan.

4. K. Ishikawa

Ishikawa berpendapat bahwa mutu berarti kepuasan pelanggan. Dengan demikian, setiap bagian dari proses dalam oraganisasi memiliki pelanggan. Kepuasan pelanggan internal akan menyebabkan kepuasan pelanggan organisasi.

Menurut ISO 9000:2000, mutu adalah derajat/tingkat karakteristik yang melekat pada produk yang mencukupi persyaratan atau keinginan. Karakteristik disini berarti hal-hal yang dimiliki produk, antara lain :

1. Karakteristik fisik ( elektrikal, mekanikal, biological) seperti handphone, mobil, rumah, dll.

2. Karakteristik perilaku ( kejujuran, kesopanan ). Ini biasanya produk yang berupa jasa seperti di rumah sakit atau asuransi perbankan.

3. Karakteristik sensori ( bau, rasa ) seperti minuman dan makanan.

Paradigma konsumen tentang mutu itu sendiri tidak pernah sama persis. Sebagai contoh, di Indonesia kualitas suatu produk didasarkan pada merek dan harga. Harga menjadi faktor utama dalam menentukan pembelian suatu produk. Disini kita bisa menganalisis bahwa konsumen Indonesia cenderung lebih mementingkan hasil produk atau output dari suatu proses tanpa memperhatikan pembuatan produk tersebut selama dalam proses produksi sehingga menimbulkan persepsi yang salah terhadap mutu tersebut, sehingga konsumen Indonesia selalu menarik kesimpulan bahwa harga tinggi identik dengan mutu yang tinggi pula.

Padahal sebenarnya harga adalah fungsi dari biaya, marjinal laba dan kekuatan pasar. Barang yang bermutu tinggi adalah barang yang memiliki spesifikasi tinggi, seperti material nomor satu, teknologi yang tinggi, dll. Dan hal-hal tersebut justru yang menyebabkan inefisiensi yang tinggi pula, ini sering terjadi pada produk Amerika Serikat.

C. KEUNTUNGAN MUTU

Banyak yang menganggap bahwa produk yang bermutu adalah pemborosan semata. Namun nyatanya, dapat dibuktikan bahwa membuat produk yang bermutu itu justru mendatangkan manfaat/keuntungan bagi perusahaan.

1. Keuntungan peningkatan pasar.

Dengan berfokus pada mutu, maka akan terjadi perbaikan dari segi performance, feature, dan reability. Misalnya, pada perusahaan keramik akan terjadi produk keramik yang semakin kuat dan mudah menempel sehingga akan terjadi peningkatan reputasi mutu produk. Dari sana produk keramik tersebut akan semakin dikenal dan diakui sebagai keramik yang mudah dipasang dan tidak mudah retak. Kemudian akan terjadi peningkatan pangsa pasar karena produk semakin terkenal atau karena terjadi peningkatan harga produk karena permintaan produk semakin besar ( efek brand ), peningkatan harga atau pangsa pasar tersebut menyebabkan peningkatan keuntungan.

2. Mengurangi biaya

Sementara jika keuntungan mutu ditinjau dari segi biaya adalah dengan berfokus kepada mutu maka perusahaan akan semakin meningkatkan kinerja produksinya. Kinerja produksi yang tinggi membuat tingginya produktifitas, rendahnya biaya garansi atau cacat produksi. Hal ini kemudian membuat biaya manufaktur yang rendah dan biaya servis yang kecil pula sehingga berdampak sangat besar dalam penghematan biaya.

D. PERKEMBANGAN MUTU

1. Era Tanpa Mutu

Era ini dimulai sebelum abad ke-18, dimana produk yang dibuat tidak memperhatikan mutu. Kondisi ini mungkin terjadi jika perusahaan tersebut tidak memiliki pesaing ( monopoli ).

2. Era Inspeksi

Pada zaman ini, mutu hanya melekat pada produk akhir. Dengan kata lain, masalah mutu hanya berkaitan dengan produk yang rusak atau cacat. Zaman ini berlangsung di negara Barat sekitar tahun 1800-an, dimana produsen mulai mendapatkan pesaing dan produksi yang digunakan adalah produksi massal. Pemilihan terhadap produk akhir dilakukan dengan melakukan inspeksi. Perhatian produsen terhadap mutu sangat terbatas. Manajemen puncak sama sekali tidak menaruh perhatian terhadap kualitas produk, dan tanggung jawab terhadap produk didelegasikan pada departemen inspeksi/operasi dengan titik berat pada produk akhir sebelum dilepas ke konsumen sehingga perbaikan terjadi ketika kesalahan telah terjadi.

3. Era Statistical Quality Control

Era ini dimulai pada tahun 1930 yang diperkenalkan oleh Walter A. Shewart. Jika pada zaman inspeksi terjadi penyimpangan atribut produk yang dihasilkan dari atribut standar ( terjadi cacat ), departemen tersebut tidak dapat mendeteksi apakah penyimpangan tersebut disebabkan karena kesalahan pada produksi atau hanya karena kebetulan. Dengan demikian, informasi yang diperoleh tidak dapat digunakan untuk melakukan perbaikan terhadap produksi untuk mencegah hal serupa. Tetapi pada statistical quality control, departemen inspeksi dilengkapi dengan alat dan metode statistic dalam mendeteksi adanya penyimpangan yang terjadi dalam produk yang dihasilkan selama proses produksi. Data penyimpangan tersebut dapat diberitahukan kepada departemen produksi sebagai dasar diadakannya perbaikan terhadap proses dan system yang digunakan untuk mengolah produk. Para era ini, deteksi penyimpangan signifikan secara statistic sudah mulai dilakukan sehingga kualitas produk sudah mulai dikendalikan departemen produksi. Akan tetapi konsep kualitas masih terbatas pada atribut yang melekat pada produk yang sedang dan telah diproduksi.

4. Era Quality Assurace

Di era ini, konsep mutu mengalami perluasan. Jika dulu hanya terbatas pada tahap produksi kini mulai merambah ke tahap desain dan koordinasi dengan departemen jasa ( seperti bengkel, energy, perencanaan dan pengendalian produksi, serta pergudangan ). Keterlibatan manajemen dalam penanganan mutu produk mulai disadari pentingnya karena keterlibatan pemasok dalam penentuan mutu produk memerlukan koordinasi dan kebijakan manajemen. Pada zaman ini mulai diperkenalkan konsep mengenai biaya mutu, yaitu pengeluaran akan dapat dikurangi jika manajemen meningkatkan aktifitas pencegahan yang merupakan hal yang lebih penting daripada upaya perbaikan mutu atas penyimpangan yang sudah terlanjur terjadi.

5. Era Strategis Quality Management / Total Quality Management

5.1 Sejarah Perkembangan Total Quality Management

Banyak yang beranggapan bahwa TQM berasal dari Jepang, mengingat konsep TQM banyak dipengaruhi perkembangan-perkembangan di Jepang. Kekalahan Jepang pada perang dunia II, membangkitkan budaya Jepang dalam membangun sistem kualitas modern. Hadirnya pakar kualitas W. Edward Deming di Jepang pada tahun 1950 membuat para ilmuwan dan insinyur Jepang lebih bersemangat dalam membangun dan memperbaiki sistem kualitas. Keberhasilan yang cukup pesat perusahaan Jepang di bidang kualitas men jadi perhatian perusahaan-perusahaan di negara maju lainnya. Perusahaan kelas dunia kemudian mempelajari apa yang pemah diraih oleh perusahaan Jepang dalam mengembangkan konsep kualitas. Hasil studi perusahaan-perusahaan industri kelas dunia ini menunjukkan bahwa keberhasilan perusahaan Jepang ini salah satunya
menerapkan apa yang dikenal dengan Total Quality Management (TQM).

Tokoh yang di kenal luas dalam TQM ini adalah Edward Deming. Beliau mengajarkan teknik-teknik pengendalian kualitas di U.S. War Department, serta mengajarkan mata kuliah mengenai kualitas kepada ilmuan, insinyur, dan eksekutif perusahaan Jepang. Berawal dari sinilah TQM berkembang pesat di negara Sakura ini.

Pada awalnya orang Jepang memperhatikan tentang perilaku pelanggan. Pelanggan suka sekali memilih dan mengeluh terhadap hal-hal yang sepele, mereka berharap sesuatunya sempuma. Sebagai contoh, seorang pelanggan membeli kendaraan bermotor. Kebetulan asesori kendaraan motor kurang tepat pemasanganya yang sebenamya ia dapat memasangnya sendiri, dan hal tersebut tidak periu diributkan.

Hanya sayangnya mereka tidak terbiasa dengan hal itu, dan mereka akan senang jika kejadian semacam itu dapat dicegah. Berawal dari situlah orang Jepang
dalam memproduksi barang sangat memperhatikan pelanggan. Produk barang/jasa yang dihasilkan sesuai dengan keinginan pelanggan sama persis seperti yang dilaporkan penjual.

Sekarang telah menjadi kenyataan, bahwa produk dari Jepang yang
dulunya dikenal sebagai produk rongsokan dan imitasi murahan dari produk Barat, kini justru sebaliknya menjadi produk-produk yang berkualitas tinggi dan berkembang pesat di dimia. Perusahaan-perusahaan Jepang menyadari bahwa pada masa mendatang adalah kualitas. Dilakukannya antara lain dengan menciptakan infra-kualitas, yaitu aspek manusia, proses, dan Upaya perbaikan dilakukan dengan mengirimkan tim ke luar untuk mempelajari pendekatan-pendekatan dilakukan perusahaan asing dan mengundang dosen-dosen datang ke Jepang untuk memberikan kursus pelatihan kepada para manajer. Hasil dari semua upaya tadi adalah banyak ditemukannya strategi-strategi baru untuk menciptakan revolusi.

Sejak pertengahan tahun 70-an, barang-barang manufaktur Jepang,
seperti mobil dan produk-produk elektronika mulai mendominasi perdagangan dunia karena kualitas yang dihasilkan sudah melampaui kualitas yang dihasilkan pesaingnya dari Amerika dan Eropa. Begitu pula dalam beberapa industri kunci, misal mesin industri, baja, otomotif, industri Barat mulai tergeser. Aspek perhatian atau
penekanan Amerika sejak Perang Dunia II, yakni pada aspek kuantitas dan kurang memperhatikan kualitas menjadi penyebab kegagalan bersaing dengan perusahaan Jepang.

Dalam era ini, keterlibatan manajemen puncak sangat besar dan menentukan dalam menjadikan kualitas untuk menempatkan perusahaan pada posisi kompetitif. System ini dapat didefinisikan sebagai system manajemen strategis dan integrative yang melibatkan semua manajer dan karyawan, serta menggunakan metode-metode kualitatif dan kuantitatif untuk memperbaiki secara berkesinambungan proses-proses organisasi agar dapat memenuhi dan melebihi kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan.

TQM mencakup semua fungsi dalam manajemen. Desain, perencanaan, produksi, pemasaran, pengembangan sumber daya, pengelolaan keuangan yang baik, distribusi, dan pelayanan. Ukuran keberhasilan TQM merupakan kepuasan pelanggan, dan cara mencapainya terutama melalui desain system dan peningkatan terus-menerus. TQM pada prinsipnya adalah cara mengorganisasi dan mengerahkan seluruh organisasi, setiap departemen, setiap aktifitas, dan setiap individu untuk mencapai kualitas.

5.2 Manfaat TQM

Salah satu cara terbaik dalam persaingan global adalah dengan menghasilkan suatu produk barang/jasa dengan kualitas terbaik. Kualitas terbaik akan diperoleh dengan melakukan upaya perbaikan secara terus-menerus terhadap kemampuan manusia, proses, lingkungan.

Penerapan TQM adalah hal yang sangat tepat agar dapat memperbaiki kemampuan unsur-unsur tersebut secara berkesinambungan. Penerapan TQM dapat memberikan beberapa manfaat utama, sebagai berikut. Dengan perbaikan kualitas berkesinambungan, perusahaan akan dapat memperbaiki posisi persaingan. Dengan posisi yang lebih baik akan meningkatkan pangsa pasar dan men-jamin harga yang lebih tinggi.

Hal ini akan memberikan peng-hasilan lebih tinggi dan secara otomatis laba yang diperoleh semakin meningkat. Upaya perbaikan kualitas akan menghasilkan peningkatan ke-luaran (out put) yang bebas dari kerusakan atau mengurangi produk yang cacat. Berkurangnya produk yang cacat berarti berkurang pula biaya operasi yang dikeluarkan perusahaan sehingga akan diperoleh laba yang semakin besar.

5.3 Elemen pendukung dalam TQM

Elemen-elemen pendukung dimaksud adalah :

a. Kepemimpinan

Manajer senior harus mengarahkan upaya pencapaian tujuan dengan memberikan, menggunakan alat dan bahan yang komunikatif, menggunakan data dan menggali siapa-siapa yang berhasil menerapkan konsep manajemen mutu terpadu. Ketika memutuskan untuk menggunakan MMT/TQM sebagai kunci proses manajemen, peranan manajer senior sebagai penasihat, guru dan pimpinan tidak bisa diremehkan.

Pimpinan Senior suatu organisasi harus sepenuhnya menghayati implikasi manajemen di dalam suatu ekonomi internasional di mana manajer yang paling berhasil, paling mampu dan paling hebat pendidikannya di dunia, harus diperebutkan melalui persaingan yang ketat. Kenyataan hidup yang berat ini akan menyadarkan manajer senior mengakui bahwa mereka harus mengembangkan secara partisipatif, baik misi dan visi mereka maupun proses manajemen, yang dapat mereka pergunakan untuk mencapai keduanya.

Pimpinan bisnis harus mengerti bahwa MMT adalah suatu proses yang terdiri dari tiga prinsip dan elemen-elemen pendukung yang harus mereka kelola agar mencapai perbaikan mutu yang berkesinambungan sebagai kunci keunggulan bersaing.

b. Pendidikan dan Pelatihan

Mutu didasarkan pada ketrampilan setiap karyawan yang pengertiannya tentang apa yang dibutuhkan oleh pelanggan ini mencakup mendidik dan melatih semua karyawan, memberikan baik informasi yang mereka butuhkan untuk menjamin perbaikan mutu dan memecahkan persoalan. Pelatihan inti ini memastikan bahwa suatu bahasa dan suatu set alat yang sama akan diperbaiki di seluruh perusahaan. Pelatihan tambahan pada bench marking, statistik dan teknik lainnya juga dipergunakan dalam rangka mencapai kepuasan pelanggan yang paripurna.

c. Struktur Pendukung

Manajer senior mungkin memerlukan dukungan untuk melakukan perubahan yang dianggap perlu melaksanakan strategi pencapaian mutu. Dukungan semacam ini mungkin diperoleh dari luar melalui konsultan, akan tetapi lebih baik kalau diperoleh dari dalam organisasi itu sendiri. Suatu staf pendukung yang kecil dapat membantu tim manajemen senior untuk mengartikan konsep mengenai mutu, membantu melalui “network” dengan manajer mutu di bagian lain dalam organisasi dan membantu sebagai narasumber mengenai topik-topik yang berhubungan dengan mutu bagi tim manajer senior.

d. Komunikasi

Komunikasi dalam suatu lingkungan mutu mungkin perlu ditempuh dengan cara berbeda-beda agar dapat berkomunimasi kepada seluruh karyawan mengenai suatu komitmen yang sungguh-sungguh untuk melakukan perubahan dalam usaha peningkatan mutu. Secara ideal manajer harus bertemu pribadi dengan para karyawan untuk menyampaikan informasi, memberikan pengarahan, dan menjawab pertanyaan dari setiap karyawan.

e. Ganjaran dan Pengakuan

Tim individu yang berhasil menerapkan proses mutu harus diakui dan mungkin diberi ganjaran, sehingga karyawan lainnya sebagai anggota organisasi akan mengetahui apa yang diharapkan. Gagal mengenali seseorang mencapai sukses dengan menggunakan proses menejemen mutu terpadu akan memberikan kesan bahwa ini bukan arah menuju pekerjaan yang sukses, dan menungkinkan promosi atau sukses individu secara menyeluruh. Jadi pada dasarnya karyawan yang berhasil mencapai mutu tertentu harus diakui dan diberi ganjaran agar dapat menjadi panutan/contoh bagi karyawan lainnya.

f. Pengukuran

Penggunaan data hasil pengukuran menjadi sangat penting di dalam menetapkan proses manajemen mutu. Jelaskan, pendapat harus diganti dengan data dan setiap orang harus diberitahu bahwa yang penting bukan yang dipikirkan akan tetapi yang diketahuinya berdasarkan data. Di dalam menentukan penggunaan data, kepuasan pelanggan eksternal harus diukur untuk menentukan seberapa jauh pengetahuan pelanggan bahwa kebutuhan mereka benar-benar dipenuhi.

Pengumpulan data pelanggan memberikan suatu tujuan dan penilaian kinerja yang realistis serta sangat berguna di dalam memotivasi setiap orang/karyawan untuk mengetahui persoalan yang sebenarnya.

Di samping keenam elemen pendukung di atas, maka ada unsure yang tidak bisa diabaikan yaitu gaya kepemimpinan dalam organisasi/perusahaan bersangkutan. Suatu cara/gaya bagaimana seorang manajer sebagai seorang pimpinan melakukan sesuatu sangat berpengaruh pada pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh bawahan/karyawan. Terdapat 13 hal yang perlu dimiliki oleh seorang pimpinan dalam manajemen mutu terpadu yaitu :

· Pimpinan mendasarkan keputusan pada data, bukan hanya pendapat saja.

· Pimpinan merupakan pelatih, dan fasilitator bagi setiap individu/bawahan.

· Pimpinan harus secara aktif terlibat dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh bawahan.

· Pimpinan harus bisa membangun komitmen, yang menjamin bahwa setiap orang memahami misi, visi, nilai dan target perusahaan yang jelas.

· Pimpinan dapat membangun dan memelihara kepercayaan

· Pimpinan harus paham betul untuk mengucapkan terima kasih kepada bawahan yang berhasil/berjasa

· Aktif mengadakan kaderisasi melalui pendidikan dan pelatihan yang terprogram

· Berorientasi selalu pada pelanggan internal/eksternal

· Pendai menilai situasi dan kemampuan orang lain secara tepat

· Dapat menciptakan suasana kerja yang sangat menyenangkan

· Mau mendengar dan menyadari kesalahan

· Selalu berusaha memperbaiki system dan banyak berimprovisasi

· Bersedia belajar kapan saja dan di mana saja

· Bagaimana Penerapannya di Indonesia?

Berdasarkan data yang ada telah dibuktikan penerapan manajemen mutu terpadu telah berhasil dengan baik di Jepang kalau dilaksanakan secara konsekuen, sehingga membuktikan produk Jepang telah menbanjiri pasar, terutama di Amerika Serikat untuk produk mobil dan elektronik, walaupun cikal bakal manajemen mutu berasal dari negara Paman Sam tersebut. Sukses ekonomi luar biasa ini rupakan menyadarkan Amerika Serikat untuk menerapkan manajemen mutu terpadu. Hal ini kemudian diikuti oleh negara-negara di Eropa dan Timur Tengah dalam tingkat perintisan.

Mungkinkah TQM dapat diterapkan di Indonesia? Jawabnya mungkin saja kalau dipenuhi syarat-syarat berikut :

· Setiap perusahaan/organisasi harus secara terus meneurus melakukan perbaikan mutu produk dan pelayanan, sehingga dapat memuaskan para pelanggan.

· Memberikan kepuasan kepada pemilik, pemasok, karyawan dan para pemegang saham.

· Memiliki wawasan jauh kedepan dalam mencari laba dan memberikan kepuasan.

· Fokus utama ditujukan pada proses, baru menyusul hasil.

· Menciptakan kondisi di mana para karyawan aktif berpartisipasi dalam menciptakan keunggulan mutu.

· Ciptakan kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan dan aktif memotivasi karyawan bukan dengan cara otoriter, sehingga di peroleh suasan kondusif bagi lahirnya ide-ide baru.

· Rela memberikan ganjaran, pengakuan bagi yang sukses dan mudah memberikan maaf bagi yang belum berhasil/berbuat salah.

· Setiap keputusan harus berdasarkan pada data, baru berdasarkan pengalaman/ pendapat.

· Setiap langkah kegiatan harus selalu terukur jelas, sehingga pengawasan lebih mudah.

· Program pendidikan dan pelatihan hendaknya menjadi urutan utama dalam upaya peningkatan mutu.

6. Era Gugus Kendali Mutu/Quality Control Circle

Tahun 1961 sampai sekarang dikatakan sebagai periode pemantapan dan pengembangan (New Quality Creation). Pada tahun 1962, Prof. DR. Kaoru Ishikawa memperkenalkan Gugus Kendali Mutu (Quality Control Circle). TQM sangat mengutamakan adanya Gugus Kendali Mutu ( Quality Control Circle ), yaitu sebuah mekanisme dan dinamika yang menjamin adanya evaluasi terhadap berbagai hasil yang diperoleh secara kontinyu, dalam sebuah kelompok. Setiap anggota kelompok melakukan hal tersebut dengan motivasi dan kesadaran yang mendalam akan tanggung jawabnya sebagi anggota organisasi, yang hidup matinya tergantung dari kondisi orgnasasi tempat ia bekerja tersebut. Setiap kelompok biasanya terdiri dari 3 – 8 orang, yang secara sukarela mengadakan kegiatan pengendalian mutu di tempat ia bekerja.

Ciri khas Gugus kendali mutu :

a. Setiap anggota bekerja sama dan melakukan kegiatan atas prakarsa mereka sendiri.

b. Setiap anggota selalu berinteraksi untuk saling mempengaruhi.

c. Setiap anggota kelompok saling mengenal dengan baik, sehingga dapat berdiskusi secara terbuka.

d. Anggota kelompok mengadakan pertemuan secara rutin untuk mendiskusikan berbagai masalah guna mencapai tujuan bersama.

Sasaran / tujuan yang hendak dicapai dalam Gugus Kendali Mutu :

a. Mengurangi kesalahan yang ada dan sekaligus meningkatkan mutu.

b. Menyadari akan pentingnya kerja kelompok.

c. Mendorong dan meningkatkan partisipasi dan motivasi individu.

d. Membangkitkan sikap dapat mencegah dan mengatasi berbagai masalah.

e. Memperbaiki dan mengembangkan komunikasi dan hubungan antar pihak dalam perusahaan.

f. Mendorong pengembangan pribadi dan kepemimpinan.

g. Mendorong sikap dapat melakukan efisiensi dan perbaikan secara terus menerus.

Mekanisme dalam Gusus Kendali Mutu :

Memutar roda : Plan-Do-Check-Action

 Plan, Rencanakan dengan baik sebelum memulai suatu pekerjaan ( mendesain, budgeting, scheduling, dll )

 Do, Kerjakan sesuai rencana

 Check, Periksa pekerjaan apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan ( apakah sesuai dengan spesifikasi dan keinginan pelanggan )

 Action, Ambil tindakan koreksi/penyesuaian atas penyimpangan, susun rencana baru yang lebih baik ( periksa apakah langganan puas dengan hasil tersebut )

Kesimpulan

Menghadapi era globalisasi sekarang ini, setiap perusahaan/organisasi harus mampu menghasilkan produk dengan mutu yang baik, harga lebih murah dan pelayanan yang lebih baik pula dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan perbaikan mutu semua aspek yang berkaitan produk tersebut yaitu : bahan mentah, karyawan yang terlatih, promosi yang efektif dan pelayanan memuaskan bagi pembeli, sehingga pembeli akan menjadi pelanggan yang setia. Mutu yang tercipta dengan kondisi seperti itulah yang disebut mutu terpadu secara menyeluruh (Total Quality).

Untuk keberhasilan pengembangan mutu di atas, diperlukan juga elemen pendukung seperti : kepemimpinan, pendidikan dan pelatihan, struktur pendukung, komunikasi, ganjaran dan pengakuan, serta pengukuran. Keberhasilan manajemen Jepang karena negeri ini secara konsekuen melaksanakan prinsip-prinsip mutu terpadu seperti di atas, yang kemudian di contoh oleh Amerika Serikat, Eropa dan negara-negara di Timur Tengah. Di Indonesia menerapkan Manajemen Mutu Terpadu akan berhasil kalau secara konsekuen pula mengikuti prinsip-prinsip dasar mutu terpadu, serta dilengkapi dengan karakteristik bumi Indonesia, seperti budaya, adat-istiadat dan lain sebagainya.

source : http://ireztia.com

12.4.11

Analisis Film The New Rules of The World

Analisis Film

The New Rules of The World

Film ini melihatkan bagaimana gambaran kehidupan buruh di Indonesia yang digaji rendah untuk memproduksi barang-barang dengan harga yang sangat mahal seperti GAP, Adidas, Nike dan lain-lain. Film ini menceritakan bagaimana penyebab globalisasi dalam bidang ekonomi yang sengaja dibentuk IMF dan World Bank untuk Indonesia. Globalisasi di bidang ekonomi ini dijadikan kedok bagi para kapitalis untuk menguasai ekonomi di beberapa negara berkembang.

Film ini merupakan film dokumentasi yang dibuat oleh John Pliger, untuk menunjukan kepada dunia bahwa kenyataan yang terdapat di dalam film ini merupakan dampak yang terjadi akibat adanya globalisasi ini. Ada beberapa kenyataan yang ditunjukan John Pilger yang terjadi kepada buruh-buruh yang ada di Indonesia, seperti: buruh di Indonesia rata-rata digaji sekitar Rp 9000 perhari, yang merupakan upah minimal resmi yang ditetapkan oleh pemerintah, bahkan pemerintah mengatakan bahwa upah tersebut sudah merupakan upah tertinggi di Indonesia.

Selain upah yang minim, para pekerja atau buruh dipaksa untuk kerja lembur seharian penuh, bahkan hampir 36 jam non-stop. Bukan itu saja setiap mereka memproduksi barang dengan harga Rp 112 ribu, mereka hanya mendapatkan kurang lebih Rp 500 dari harga produksi, sedangkan untuk sebuah sepatu yang dijual seharga Rp1,4 juta, mereka hanya mendapatkan Rp 5000. Bahkan jika ada permintaan lebih untuk di ekspor, para pekerja dipaksa lembur selama 16 jam berdiri tanpa diperbolehkan duduk.

Yang menjadi penyebab dari semua ini adalah kebijakan yang dibuat mantan Presiden Soeharto yang mengizinkan modal asing masuk ke Indonesia, yang jelas-jelas ditentang oleh Presiden Soekarno. Masuknya modal asing ini dari IMF, World Bank, dan WTO. Pemberian modal atau juga disebut pemberian utang yang dilakukan lembaga ini secara tidak langsung mengakibatkan eksploitasi berlebihan oleh negara maju terhadap negara berkembang yang hanya sedikit sekali memberikan keuntungan pada negara berkembang. Padahal dulunya lembaga ini dibentuk dengan tujuan untuk mengatasi krisis yang ada di negara Eropa setelah terjadinya perang dingin. Dan karena banyaknya negara Asia dan Afrika yang baru merdeka dan sedang dalam masa membangun negaranya, maka lembaga ini pun mulai merambah ke wilayah ini. Mereka mengataka hal ini bertujuan untuk membantu rakyat miskin. Tapi malah yang terjadi lembaga ini malah mempersulit keadaan perekonomian negara-negara yang dibantunya,

Dalam film ini secara tersirat mengatakan bahwa investasi justri menyebabkan penduduk miskin, namun dapat dianggap penting oleh pebisnis. Secara tidak langsung investasi dapat menciptakan unsur kapitalisme. Paham kapitalisme yang telah mengakar kuat pada negara maju yang kemudian disebarluaskan ke negara-negara berkembang, globalisasi yang dianggap mampu mengurangi jarak kesenjangan antara negara maju terhadap berkembang , yang dalam kenyataannya malah membuat negara maju semakin maju, sedangkan negara miskin semakin miskin

Dalam pembangunan, terdapat tiga aktor penting yaitu civil society, state, dan market. Di dalam film tersebut digambarkan sebuah keadaan dimana market lah yang memberikan arahan pembangunan kepada pemerintah, sedangkan peran civil society adalah sangat minimalis karena dibatasi oleh market dengan tangan state. Ini terlihat sekali perekonomian yang terjadi di Indonesia yang digambarkan dalam film ini adalah bentuk ekonomi jenis makro, pembangunan terjadi bagi rakyat golongan atas, dimana terjadi pengeksplotasian Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia. Sehingga menyebabkan persoalan baru, yaitu kerusakan lingkungan akibat eksploitasi sumber daya alam.

Jika film ini dikaitkan dengan beberapa teori ketergantungan klasik yang bertentangan dengan teori-teori Marxis klasik.Seperti teorinya Andre Gunder Frank, yang menekankan pada pembangunan ketergantungan dan teori Theotonio Dos Santos. Teoru Frank mendapat pengaruh Prebisch tentang hubungan yang tidak sehat antara negara-negara pusat dan pinggiran. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi di negara pinggiran hanya akan menguntungkan kepentingan modal asing dan kepentingan pribadi kaum borjuis lokal dan tak akan menetes ke bawah. Menurut Frank, negara-negara pinggiran merupakan negara kapitalis, kerena itu perubahan yang dilakukan adalah yang langsung menuju sosialisme. Keterbelakangan hanya bisa diatasi melalui revolusi yang melahirkan sistem sosialis.

Sedangkan Dos Santos mengatakan negara pinggiran bisa juga berkembang, meskipun perkembangan ini merupakan perkembangan yang tergantung, pekembangan ikutan. Impuls dan dinamika perkembangan ini tidak datang dari negara pinggiran tersebut, tetapi dari negara induknya. Dos santos membagi ketergantungan kedalam tiga bentuk, yaitu: ketergantungan colonial, ketergantungan financial-industrial, ketergantungan teknologis-industrial.

Film ini mendekati dengan apa yang dijelaskan Andre Gunder Frank. Frank mengatakan bahwa kapitalisme, baik yang global maupun yang nasional, adalah faktor yang telah menghasilkan keterbelakangan di masa lalu dan yang terus mengembangkan keterbelakangan dimasa sekarang. Keterbelakangan merupakan sebuah proses ekonomi, politik dan social yang terjadi sebagai akibat globalisasi dari sistem kapitalisme. Keterbelakangan di negara-negara pinggiran adalah akibat langsung sari terjadinya pembangunan di negara-negara pusat.

Menurut Frank, dalam rangka mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, kaum borjuasi di negara-negara metropolis berkerjasama dengan pejabat pemerintah di negara-negara satelit (negara pinggiran), dan kaum borjuasi yang berdominan. Sebagai akibat kerjasama dengan pejabat pemerintah antara modal asing dan pemerintah setempat, muncullah kebijakan-kebijakan pemerintah yang menguntungkan modal asing dan borjuasi lokal, dengan mengorbankan kepentingan rakyat banyak negara tersebut.

Apa yang dijelaskan oleh Frank ini, berkaitan sekali dengan yang ditampilkan dalam film The New Rules of The World. Dimana yang menjadi negara pinggirannya adalah negara Indonesia dan yang menjadi kaum borjuis adalah lembaga “bantuan” seperti IMF, World Bank, dan WTO. Di sini bantuan yang diberikan oleh lembaga yang katanya untuk membantu memperbaiki perekonomian Indonesia, akan tetapi di balik itu mereka punya tujuan untuk mencari keuntungan.

Ciri-ciri dari teori yang disampaikan Frank ini, cocok dengan apa yang terjadi dalam perekonomian di Indonesia yang ditunjukan dalam film ini, seperti kehidupan ekonomi yang tergantung, terjadinya kerjasama antata modal asing dengan klas-klas yang berkuasa, seperti pemerintah, terjadi ketimpangan antara yang kaya dan yang miskin.

Sebagian dari teori yang dikembangkan Dos Santos juga berkaitan dengan apa yang disaksikan dalam film ini. Di sini negara Indonesia termasuk dalam bentuk ketergantungan financial-industrial, yang mengatakan negara pinggiran masih dikuasai oleh kekuatan-kekuatan financial dan industrial negara pusat, sehingga praktis ekonomi negara pinggiran merupakan satelit negara pusat. Negara pinggiran masih mengekspor bahan mentah bagi kebutuhan industri negara pusat. Negara pusat menanamkan modalnya, baik langsung atau melalui kerjasama dengan pengusaha lokal, untuk menghasilkan bahan baku ini.

Apa yang ditampilkan dalam film documenter ini, merupakan hambatan dalam melakukan industrialisasi yang merupakan usaha mengatasi keterbelakangan negara pinggiran yang dibahas Dos Santos. Seperti yang dikatakan Dos Santos, neraca perdagangan internasional negara-negara pinggiran terus mengalami deficit karena: nilai tukar yang terus menurun dari komoditi primer terhadap barang industri, sektor ekonomi yang paling dinamis biasanya dikuasai oleh modal asing. Karena itu, keuntungan dari sektor ini diserap kembali ke negara-negara maju. Oleh karena itu, pinjaman luar negeri menjadi penting untuk menutupi deficit yang terjadi, dan untuk membiayai proses industrialisasi. Menurut Dos Santos, hambatan yang paling besar bagi pembanggunan di negara-negara pinggiran adalah karena mereka menyatukan diri dengan sistem internasional dan dan mengikuti hukum perkembangannya.

Dalam hal ini, Indonesia berusaha menyatukan diri dengan sistem internasional yang ditawarkan IMF, World Bank dan WTO, karena terlalu percaya dengan apa yang diiming-imingi oleh IMF terhadap kemakmuran negara Indonesia. Akan tetapi Indonesia belum mampu untu masuk kedalam sistem tersebut.

ANALISIS
Globalisasi yang terjadi saat ini adalah globalisasi tahap negara dan antara korporasi-korporasi dunia, sebuah globalisasi ya ng berujung pada kemiskinan dan diskriminasi. Investasi diharapkan dapat mendorong tingginya modal pertumbuhan dengan cara mengejar keuntungan makro. Hal ini dilakukan dengan mengeksploitasi sumber daya alam dan sumber daya manusia.

Hal ini merupakan contoh dari teori ketergantungan. Teori ketergantungan adalah keadaan di mana kehidupan ekonomi negara-negara tertentu dipengaruhi perkembangan dan ekspansi dari kehidupan ekonomi negara-negara lain, di mana negara-negara tertentu itu hanya berperan sebagai penerima akibat.
Derajat ketergantungan antara negara pusat dengan negara pinggiran berbeda. Negara-negara pinggirn jelas lebih tergantung kepada negara-negara pusat daripada sebaliknya. Hubungan “saling ketergantungan” ini bisa disejajarkan dengan hubungan antara majikan dengan buruhnya. Keduanya memang saling membutuhkan, tetapi hal ini tidak bisa dikatakan bahwa keduanya memiliki derajat ketergantungan yang sama.

Theotonia Dos Santos menyatakan, bahwa ada tiga bentuk keterantungan, yaitu: ketergantungan kolonial, ketergantungan finansial-industrial, dan ketergantungan teknologi industri. Pada ketergantungan kolonial, negara dominan, yang bekerja sama dengan elit negara tergantung, memonopoli pemilikan tanah, pertambangan, tenaga kerja, serta ekspor barang galian dan hasil bumi dari negara jajahan.
Keadaan yang terjadi saat ini, Idonesia mengalami bentuk ketergantungan finansial-industrial. Hal ini berarti negara Indonesia masih dikuasai oleh kekuatan-kekuatan financial dan industrial dari negara pusat, sehingga Indonesia praktis menjadi satelit dari negara pusat, dalam hal ini adalah negara-negara barat.

Indonesia masih mengirimkan bahan mentah ke negara pusat. Negara pusat menanamkan modalnya, baik langsung atau melalui kerjasama dengan pengusaha lokal, untuk menghasilkan bahan baku ini. Dengan demikian, pengendalian dilakukan melalui kerjasama ekonomi dalam bentuk kekuasaan finansial-industrial.

Asumsi dasar teori ketergantungan menganggap ketergantungan sebagai gejala yang sangat umum ditemui pada negara-negara dunia ketiga, disebabkan faktor eksternal, lebih sebagai masalah ekonomi dan polarisasi regional ekonomi global, dan kondisi ketergantungan adalah anti pembangunan atau tak akan pernah melahirkan pembangunan. Terbelakang adalah label untuk negara dengan kondisi teknologi dan ekonomi yang rendah diukur dari sistem kapitalis. Frank adalah penyebar pertama dependensi.

Menurut Frank, modernisasi mengabaikan sejarah (ahistoris) karena telah mengabaikan kenyataan hancurnya struktur masyarakat dunia ketiga. Frank mengumpamakan hubungan hubungan negara-negara maju dengan negara dunia ketiga sebagai rangkaian hubungan dominasi dan eksploitasi antara metropolis dengan satelitnya.
Dalam pandangan Wallerstein, dinamika dunia dalam kapitalisme global selalu memberikan peluang bagi negara-negara yang ada untuk naik atau turun kelas. Sistem dunia yang dulu memberi keunggulan pada negara-negara yang bisa menghasilkan komoditi primer, pada saat lain keunggulan ini beralih kepada negara-negara yang mengembangkan industrinya.

Sistem dunia saat ini juga yang kemudian memberikan kesempatan kepada negara-negara pinggiran yang relative sudah siap untuk mengambil alih kesempatan untuk melakukan produksi barang-barang industri sederhana, pada saat produksi barang-barang ini sudah tidak menguntungkan lagi di negara-negara pusat karena upah buruh yang meningkat.
Paul Baran, seorang pemikir Marxis yang menolak pandangan Marx tentang pembangunan di negara-negara dunia ketiga, mengatakan bahwa kapitalisme yang ditularkan negara-negara maju kepada negara-negara berkembang merupakan kapitalisme kretinisme. Industrialisasi tidak terjadi, tetapi malah mempertahankan sektor pertanian yang menagkibatkan adanya penyusutan modal, bukan akumulasi. Negara-negara ini dikuasai oleh kepentingan modal asing dan agen-agennya di negera-negara maju dan oleh kepentingan kaum pedagang dan tuan tanah.

Kapitalisme sakit ini menyebabkan Indonesia sulit berkembang karena punya dinamika yang berlainan. Hal ini dapat dilihat bahwa Indonesia kini menjadi korban imperialism yang cenderung mempertahankan pertaniannya, sementara barang-barang industri harus diimpor. Apa yang diperoleh dari ekspor pertanian, dibelanjakan kembali untuk barang industri dan barang mewah yang nilai tukarnya terus meningkat terhadap barang pertanian. Tentu saja ini membuat Indonesia mengalami proses penyusutan modal.
Globalisasi yang terjadi di Indonesia mengakibatkan adanya krisis pembangunan. Krisis pembangunan mempunyai ancaman terhadap pengurangan ketidakstabilan sturktural dari transisi pembangunan pada pyoyek globalisasi. Hal tersebut termasuk dalam masalah buruh, krisis legitimasi kebijakan pemerintah, perubahan finansial pasar, dan berkembangnya sektor informal.

Globalisasi adalah proses pengintegrasian ekonomi nasional kepada sistem ekonomi dunia berdasarkan keyakinan pada perdagangan bebas yang telah dicanangkan pada masa kolonialisme. Globalisasi ini ditandai dengan liberalisasi segala bidang yang dipaksakan melalui structural adjustment program oleh lembaga finansial global.
Hal ini menimbulkan praktik neo-liberalisme. Dapat tercermin dari keadaan yang terjadi yaitu, adanya pembasaan perusahaan swasta dari campur tangan pemerintah (perburuhan, investasi, harga serta pengaturan sendiri dengan menyediakan kawasan khusus ), menghentikan subsidi negara kepada rakyat karena bertentangan dengan prinsip emnjauhkan peran pemerintah dan prinsip pasar dan persaingan bebas, dan menghapusan ideologi “kesejahteraan bersama” dan pemilikan komunal yang masih banyak dianut oleh masyarakat “tradisional”

Krisis yang dialami Indonesia saat ini bersifat multikompleks. Bukan saja masalah kesenjangan antara kaya dan miskin yang dihadapi, melainkan ada juga masalah utang yang semakin membengkak dan kegagalan memiliki peran berarti dalam persaingan ekonomi di pasar dunia.
Bantuan-bantuan multilateral yang dikucurkan sejak saat itu tidak tulus sifatnya, tetapi penuh perhitungan dagang. Tuntutan-tuntutan di pemberi utang, mau tidak mau, harus diikuti negara pengutang. Cara seperti itu merupakan cara yang canggih untuk menguasai sumber daya suatu negara. Privatisasi sumber daya publik, pendidikan, dan kesehatan, juga bagian dari seluruh taktik untuk menguasai itu.
source : http://v1nda.wordpress.com

4.4.11

Polisi Gorontalo Menggila

hahahahahahahahaaaaaaaa,,,,,,,,,,,,,,,, ada ada ajahhhhh....!!!!!




Tips Hubungan Intim Di Bulan Ramadhan

Tips Berhubungan Seks Di Bulan Puasa
Bagi umat Islam, Ramadan adalah bulan mulia untuk mencari pahala sebanyak-banyaknya. Bagi sebagian orang, aktivitas seksual pada bulan ini dihindari. Berbagai alasan seperti tidak ingin menodai bulan Ramadan, kelelahan menyiapkan makanan berbuka dan sahur atau ingin sepenuhnya beribadah. Bulan Ramadan bukan berarti pasangan suami-istri juga harus berpuasa dari seks.

Seperti yang telah disebutkan dalam Hadist Nabi, hubungan seks suami-istri haram dilakukan pada siang hari. Jika pasangan melakukannya di siang hari, ada kafarat (denda) yang harus dijalani yakni memerdekakan seorang budak, jika tak memungkinkan berpuasa dua bulan berturut-turut atau memberi makan 60 orang fakir miskin.

Sementara hubungan seksual suami-istri diperbolehkan dilakukan malam hari hingga awal fajar. Inilah beberapa tips berhubungan seks saat puasa.
1. Lakukan dengan niat ibadahMelakukan hubungan seks pada malam hari saat Ramadhan justru berpahala, karena termasuk ibadah. Karena itu, jangan terbebani dan lakukanlah dengan hati senang dan ikhlas. Anda berdua akan lebih menikmatinya.

2. Atur waktuPintar-pintarlah mencari waktu yang tepat melepaskan hasrat karena waktu yang relatif sempit selama Ramadan. Setelah berbuka di sore hari hingga tarawih, Anda masih punya waktu beberapa jam hingga masuk waktu sahur. Manfaatkan waktu ini untuk bermesraan dengan pasangan.

3. Lakukan seks kilatSelama berpuasa, kita harus menjaga agar fisik tidak lemah di siang hari. Apalagi jika kedua pasangan sama-sama bekerja. Jika selama ini durasi seks bersama pasangan lebih lama, usahakan lakukan lebih cepat, agar tenaga tak terkuras. Rasa malas karena harus mandi besar bisa dikurangi dengan mandi air hangat agar tak kedinginan.

4. Saling mengertiAnda dan pasangan harus memiliki pikiran yang selaras, tanpa ada keinginan memaksakan kehendak atau menang sendiri. Bila salah satu dari pasangan enggan, pasangan lainnya harus mengerti. Jika hubungan intim suami-istri dilakukan dengan cinta, selain kita mendapatkan pahala,kita juga bisa menghapuskan dosa-dosa.


source : http://www.blognya-musthofa.co.cc

Tips Ajak Pasangan Untuk Seks

Cara Seksi Ajak Pasangan Ngeseks
PRIA cenderung membutuhkan aktivitas seksual melebih kaum wanita. Itu sebabnya banyak wanita menilai pria hanya menginginkan seks dari diri mereka. Padahal dalam membina sebuah hubungan, seks bukanlah satu-satunya yang diinginkan wanita.

Namun, pria punya seribu cara untuk melancarkan niatnya. Agar pasangan tak menolak, berikut cara seksi yang bisa Anda coba, seperti yang dirangkum dari Askmen.

Katakan aku menginginkanmu

Cara terbaik untuk memberitahu bahwa Anda ingin bercinta dengannya adalah menunjukkan betapa Anda ingin mewujudkan fantasi bersamanya. Katakan padanya, Anda merasa penuh energi dan siap menikmati ”pertempuran”. Dengan menggunakan teknik ini dapat memberikan kesan bahwa Anda adalah seorang pecandu seks yang menggunakan daya tarik untuk bercinta bersamanya. Tapi yang perlu diingat, Anda harus pintar membuat variasi pendekatan dengan metode yang lebih halus.

Cara sukses untuk memeroleh nikmat seksual adalah memberikan sentuhan lembut. Ketika berbaring di tempat tidur, mulailah menyentuhnya secara lembut mulai dari kaki sampai bagian pahanya. Bergerak perlahan menuju tubuhnya, memijat lembut payudaranya sehingga membangkitkan gairah luar biasa.

Membuat pasangan merasa nyaman

Cara lain mendapatkan perhatian pasangan dengan menggosok-gosokan salah satu bagian tubuh Anda pada pasangan ketika sedang berpelukan. Pastinya pasangan merasakan sesuatu yang berbeda pada tubuh Anda dan segera memenuhi kebutuhan seksual Anda. Teknik lain dengan memeluk pasangan dari arah belakang sambil mencium lehernya. Saat mencium lehernya, lakukan dengan penuh gairah, perlahan-lahan berpindah pada daun telinganya, dan bisikan bahwa Anda ingin melakukan hubungan intim dengannya.

Jadilah kreatif dengan mengatakan padanya, bahwa pasangan tampak seksi dan Anda ingin bercinta semalaman dengannya. Berikan pujian agar pasangan tak merasa bosan. Kombinasikan teknik ini untuk mendapatkan sesi bercinta yang sempurna.

Source : www.okezone.com

Lama Waktu Hubungan Sex Suami Istri

Lama Waktu Yang Ideal Untuk Hubungan Intim Suami Istri
Banyak yang bertanya-tanya mengenai berapa lama waktu ideal dan sehat saat melakukan hubungan intim pasangan suami istri (pasutri).

Dilansir Tribunnews, mengutip keterangan Dr Trina, ada yang menyatakan seorang pria harus bisa bertahan semalaman saat berhubungan intim dengan istrinya.

Namun, secara umum, meski kedekatan saat ngeseks memang nikmat namun tidak semua perempuan suka. Alasanya, klitoris tidak berada di dalam vagina. Jadi sekadar berhubungan intim untuk bagian genital sepanjang malam hanya melahirkan kebosanan.

Ini juga menjadi sesuatu yang nyata ketika tak cukup pemanasan bagi perempuan untuk membuat bagian organ intimnya terangsang dan mengeluarkan cairan. Bagian vagina seperti tabung. Jika terangsang maka vagina akan terbuka seperti balon dan menghasilkan cairan lubrikasi.

Jadi, jika vagina istri tidak bisa terangsang sedikitnya 15-20 menit saat pemanasan maka akan membuat hubungan intim menjadi tak nyaman.

Secara rata-rata, bagi pasutri, jika pemanasan berlangsung dengan baik maka perempuan akan mencapai klimaks dengan kurun waktu 10-5 menit. Meski demikian sejumlah penelitian menyatakan rata-rata hubungan seks bertahan dari tiga sampai tujuh menit. Agar hubungan intim bertahan lama, fokus pada pemanasan yang beragam dan berhenti sejenak ngeseks dengan melakukan kegiatan erotis lainnya.

source : http://www.blognya-musthofa.co.c

Mitos Malam Pertama

10 Mitos Malam Pertama Yang Salah
Malam pertama bagi sering dinanti-nantikan oleh pasangan pengantin baru terutama pengantin pria nya. Hal ini pasti sangat mendebarkan dan sering tersembunyi cerita lucu di dalamnya. Akan tetapi ternyata tidak sedikit anggapan keliru tentang malam pertama ini yang didapatkan dari mitos-mitos yang beredar di masyarakat. Hal ini lah yang sering menyebabkan para pengantin baru kurang menikmati malam pertamanya di rumah baru nya.

Dibawah ini adalah beberapa mitos yang sering beredar tentang malam pertama.

Mitos 1 : Selalu menyakitkan

Mitos yang satu ini biasanya menghantui kaum hawa. Namun fakta ini sering tidak benar karena hubungan seks yang pertama kali dilakukan tidak selalu harus menimbulkan rasa sakit. Memang ada kalanya bisa terjadi rasa sakit akibat respon seksual belum terjadi secara sempurna. Solusi terbaik adalah dengan melakukan foreplay terlebih dahulu agar wanita menjadi rileks dan terangsang sehingga rasa sakit saat berhubungan bisa dihindari.

Mitos 2 : Penentu keberhasilan

Malam pertama dianggap sebagai penentu keberhasilan seks di malam-malam berikutnya. Hal ini tidak benar karena tidak ada hubungan nya kegagalan yang pertama kali tersebut dengan apa yang terjadi di kemudian hari. Kegagalan di malam pertama bisa terjadi akibat gugup dan kurangnya penagalaman dan hal ini sudah bisa dihindari seiring dengan berjalan nya waktu.

Mitos 3 : Sehebat film biru

Bagi yang suka menonton film biru sering membayangkan berhubungan seks di malam pertama akan sehebat adegan di film biru yang seakan-akan selalu memberikan kesan yang indah, heboh, dan hebat. Dan tentunya anggapan ini salah. Bahkan tidak dianjurkan menjadikan adegan film porno sebagai pembelajaraan dan acuan keberhasilan hubungan seks. Masing-masing pihak membutuhkan ketenangan, belaian yang tidak terburu-buru, dan penyelesaian psikologi yang baik. Terutama terhadap wanita, sang pria perlu mengetahui respon seksual yang baik pada wanita haruslah lengkap, dan hal ini membutuhkan waktu yang lama, yaitu sekitar 30 menit.

Mitos 4 : Ejakulasi Dini selalu terjadi saat malam pertama

Tentu saja mitos ini salah! Ejakulasi dini ini bisa terjadi kapan saja, bukan saja hanya di malam pertama. Ejakulasi dini terjadi akibat gairah yang terlalu tinggi dan kurangnya foreplay.

Mitos 5 : Size does matter ?!

Banyak yang beranggapan ?size does matter? (ukuran akan berpengaruh) yakni semakin besar ukuran Mr. P semakin puas sang istri. Hal ini menyebabkan tidak sedikit suami yang khawatir akan ukuran nya di malam pertamanya. Akan tetapi faktanya, besar-kecilnya ukuran bukanlah hal yang bisa memuaskan pasangannya, melainkan kekerasan Mr. happy itu sendiri.

Mitos 6 : Selalu nikmat

Sebelum menikah, banyak orang terutama kaum remaja sering menggangap seks itu nikmat. Oleh sebab itu tidak sedikit yang kecewa dengan malam pertamanya. Keindahan malam pertama yang sering dibayangkan ternyata tidak terjadi dikarenakan kurang memahami seksualitas secara benar. Apalagi apabila salah satu pihak hanya memikirkan kenikmatannya sendiri secara egois sehingga hal ini menyebabkan malam pertama tidak seindah yang dibayangkan.

Mitos 7 : Perawan = berdarah

Mitos inilah yang paling sering beredar di masyarakat bahkan sempai sekarang sebagian besar pria masih mempercayainya. Sang istri dianggap masih perawan hanya apabila adanya keluar darah saat berhubungan seks pertama kali. Hal ini salah dan menyesatkan.

Mitos ini sering membuat banyak kaum wanita khawatir bagaimana apabila dirinya tidak mengeluarkan darah dan menimbulkan kecurigaan suami padahal dirinya benar masih perawan. Fakta sebenarnya, apabila istri mendapatkan respon seksual yang sempurna, semua organ reproduksinya melentur. Bukan lah tidak mungkin kalau selaput dara istri tetap utuh dimalam pertama bahkan bisa saja sampai menjelang melahirkan baru selaput darahnya sobek.

Mitos 8 : Tidak Puas berarti gagal
Memang secara idealnya, saat berhubungan seks kedua belah pihak bisa menikmati dirinya dan pasangan. Akan tetapi pada kenyataannya, justru lebih banyak pasangan yang gagal berhubungan seks saat malam pertama akibat pengetahuan seksualitas yang minim. Pada umumnya, kenikmatan bukan didapati pada malam pertama tetapi kenikmatan ini muncul setelah berhari-hari mencoba, sekitar 10-14 hari.

Mitos 9 : Sobeknya selaput dara merupakan tanda keberhasilan

Seperti yang telah dijelaskan dimitos nomor 7, belum tentu selaput dara akan sobek saat malam pertama. Mitos no.9 ini salah bahkan yang benar adalah sebaliknya karena selaput dara yang sobek saat malam pertama merupakan tanda terjadinya kegagalan respon seksual pada istrinya. Dalam artian, sang istri belum terangsang sempurna saat penetrasi terjadi.

Mitos 10 : Wajib minum obat kuat

Mitos satu sudah pasti tidak benar. Kenapa harus meminum obat kuat kalau yang bersangkutan masih kuat? Obat-obatan pendukung kegiatan seksual tidak dianjurkan untuk dikonsumsi jika yang bersangkutan tidak memerlukannya. Malah kalau sang pria sudah mengonsumsi obat ini akan memberikan perasaan bahwa dirinya tidak siap atau tidak mampu melakukannya. Sama hal nya juga dengan mitos untuk memakan daging kambing untuk meningkatkan gairah. Kenyatan nya sebenarnya bukan lah daging kambing yang membuat gairah seks meningkat, akan tetapi bumbu-bumbu yang berasal dari rempah-rempah lah yang mungkin mempengaruhi gairah seks anda.

Sumber : http://forum.vivanews.com

5 Gaya Seks Yang Di Sukai Cewek

5 Gaya Ngeseks Paling Disukai Wanita
Wanita sangat menyukai seks. Bahkan beberapa wanita sebagian menginginkan lebih sering bercinta dibanding pasangan prianya. Beberapa posisi seks sangat digilai oleh wanita karena posisi tersebut menciptakan keseimbangan yang sempurna antara kesulitan dan kesenangan yang maksimal.

Berikut ini 5 gaya ngeseks yang paling disukai wanita seperti di ungkap oleh Askmen.
1. Private lap dance
Kebanyakan wanita senang posisi diatas untuk satu alasan, yaitu membuatnya merasa tanggung jawab terhadap kepuasan pasangannya. Usaha selama berhubungan seks itu baginya bagai minuman yang memabukkan.

2. Comfort zone
Lebih dikenal dengan posisi misionaris. Tekniknya pihak wanita berbaring terlentang, menyebarkan kakinya dengan lutut Anda di antara kedua pahanya, minta ia untuk melipat jari jemari tangan dan meletakkan di belakang kepalanya. Kemudian, tunjukkan padanya serangan yang bisa Anda buat selama pasangan Anda menguasai teknik tersebut.

3. Stand at erection
Teknik gaya ini adalah pihak wanita duduk di atas permukaan yang tingginya sejajar dengan pinggan Anda, seperti meja dapur, mesin cuci, dan sebagainya. Kesenangan akan lebih maksimal jika kedua kaki wnita tersebut dibuka lebar untuk bisa melingkari pinggang Anda.

4. Spooning it
Posisi yang biasa disebut posisi sendok akan membuat seks makin hebat. Tak heran jika posisi ini benar-benar digilai oleh para wanita. Seranglah wanita dari belakang tubuhnya. Karena seorang wanita suka saat punggungnya bersentuhan dengan dada pria. Nah dalam posisi ini, selain sang wanita sangat menyukainya, sang pria pun bisa bermain-main dengan payudara dan klitorisnya.

5. Stoop doggy dog
Teknik posisi ini adalah sang wanita membungkuk atau dalam posisi merangka dan sang pria melakukan penetrasi dari belakang. Tapi, sang wanita akan semakin suka dimana selama penetrasi dari belakang, sang pria turut menindih tubuhnya sambil memainkan jari-jemari Anda diantara paha dan klitorisnya.

Source : http://www.blognya-musthofa.co.cc