Pages

6.12.09

Montana TNGP

Belakangan ini muncul kegiatan tidak produktif oleh oknum2 masyarakat yang sangat merugikan pendaki dan Kawasan Taman Nasional. Dalam melakukan kegiatannya mereka mengaku-ngaku sebagai Volunteer Taman Nasional Gn.Gede Pangrango, sayangnya kegiatannya itu malah merugikan TNGP dan pengunjung TNGP. Khususnya pendaki. Apalagi yang baru mo kenalan ama Gn.Gede. Kegiatannya yang sangat merugikan adalah menjadi penunjuk jalan bagi para pengunjung yang belum mendapatkan Surat Ijin Masuk Kawasan TNGP (karena blm booking or yg blm tau system booking) untuk bisa masuk kawasan melalui jalur2 ilegal (jalur pemetik konya) dengan menetapkan tarif tertentu bagi sang tamu. Biasanya, minimal Rp. 10000/org.

Untuk mencari korban mereka biasanya menghampiri para pendaki yang baru turun dari mobil, lalu menanyakan surat ijin dan mengaku sebagai petugas or volunteer.

Para pendaki yang memanfaatkan jasa para “guide” illegal ini, secara sadar diri telah menghampiri el-maut. Bagaimana tidak, “guide” dan tamu ini mengadakan kesepakatan apabila kepergok petugas resiko ditanggung sendiri. Mending kalo cuma petugas yang ketemu, gimana kalo malaikat maut yg menampakan diri? Alhamdulillah, belum ada kejadian seperti yang sangat ditakutkan, tapi kita ngk ada yang tahu kapan, “penampakan” malaikat maut itu akan muncul. Di hutan lagi….

(Ssst… Padahal kalo udah malem buanget, petugas tuh udah kecapean jaga. Umur yang sudah tidak memungkinkan untuk begadang, di tambah dinginnya hawa Gn.Gede, maka wajar kalo mereka harus istirahat kayak kita2 juga. Anak2 volunteernya emang pada doyan begadang sambil memantau situasi, tapi kami selaku volunteer TNGP tidak berhak mengambil alih tugas POLHUT TNGP. Kewajiban kami sebagai relawan disana hanya sebatas menyampaikan informasi ttg TNGP dan menganjurkan+mengingatkan kepada kawan2 pendaki untuk mentaati peraturan dan norma2 yg berlaku untuk kebaikan kita bersama atau membantu sesama yg sedang dalam kesulitan.)

Akibat lainnya adalah rusaknya kawasan yg digunakan, memang yg digunakan adalah jalur2 yg sudah bisa dilalui untuk memetik konyal. Tapi jalur2 itu adanya di zona rimba dan zona inti, contohnya jalur dari Pasir Sumbul. Jalur alternative (supaya ngk bayar or mo sok jagoan?) yg langsung menuju Pangrango ini, kondisinya sangat menyedihkan, selain sampah dan bukaan lahan bekas camp, erosi juga terjadi dijalur menuju puncak Geger Bentang. Kondisi yg sama juga terjadi dijalur2 pemetik konyal di sekitar lap golf dan dari Kebun Raya Cibodas, cuma ngk ada bekas bukaan lahan aja. Padahal dibeberapa lokasi tadi menjadi tempat hidup hewan langka, satwa dirgantara nasional, Elang Jawa. Yang sangat peka sekali terhadap gangguan.

Buat kawan2 bila lain waktu berurusan dengan yg ngaku2 volunteer di TNGP, khususnya di wilayah Resort Cibodas, tolong dipastikan identitas mereka. Sukarelawan Montana dilengkapi dgn seragam Volunteer TNGP dan kartu identitas organisasi. Ada Kartu Anggota, Kartu Simpatisan dan Kartu Siswa PENABU. Bila mereka tidak dapat menunjukan ID card, kawan2 wajib menolak berurusan dengan mereka. Begitupun dalam hal pelayanan dalam kawasan, seperti pemeriksaan barang bawaan, kawan2 berhak menanyakan ID si pemeriksa bila dirasa meragukan. Dan berhak pula mengajukan keberatan diperiksa oleh volunteer (karena yg berhak memeriksa adalah POLHUT TNGP). (Jadi ane kagak cape …) Jika mendapatkan Anggota Sukarelawan Montana yg bertingkah-laku tidak sesuai dengan prinsip2 ke-volunteeran, aturan dan norma2 yg berlaku di masyrakat tolong konfirmasikan langsung kepada Badan Pengurus Montana dengan cara yg bertanggung jawab. Tolong ingatkan kami, sehingga kegiatan kami tidak menjadi sia2 dunia akhirat. Dan kita tidak menjadi manusia yang sia-sia.



sumber: milis Pendaki - capt montana [montanaers@yahoo.com]

0 komentar

Posting Komentar