Pages

26.11.09

Keutamaan Kumandang Takbir


AllahuAkbar.....!! ( Allah maha besar)

Tidak semua orang bisa merasakan kebahagiaan dihari lebaran ini. Disetiap rizki kita dan harta kita ada hak orang lain disana. Apakah pantas kita bermewah-mewah dihari lebaran dengan membeli baju yang mahal, disisi lain masih banyak anak-anak yatim piatu, anak-anak jalanan yang boro-boro mikir baju baru, untuk sekedar makanpun mereka bersusah payah.Jadi alangkah baiknya jika kita dapat bijak menggunakan harta dan rizki kita. Senantiasa Bersyukur dengan nikmat yang kita peroleh. Dan selalu ingatlah masih banyak anak-anak dan orang-orang diluar sana yang membutuhkan bantuan. Sisihkanlah sedikit hartamu untuk mereka. Tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan janganlah kamu tolong-menolong dalam keburukan.

Mengapa Kita Harus Menyerukan Allahu Akbar? * Bagaimana Energi Takbir Mempengaruhi Jiwa dan Hidup Manusia? * Memahami Pusaran Rahasia Kun Fayakun * Membedah Teori Big Bang Menjadi Teori Takbir Semesta Selama ini, takbir secara umum dianggap tak lebih dari sekadar sebuah lantunan kata "Allahu Akbar". Seolah lantunan kata tersebut tak memiliki makna yang dahsyat daripada sekadar sebuah ungkapan memuji. Padahal, jika kita menyelami rahasia lautan takbir, kita akan mendapati samudra makna, energi, hikmah, dan aura tak bertepi. Pesona takbir mampu membuat otak dan hati kita tak pernah terpejam untuk mengagumi kedahsyatannya. Buku tasawuf modern ini mengupas tuntas bahwa sebenarnya alam semesta ini pun tanpa kita sadari senantiasa larut dalam kenikmatan pesona takbir. Sungguh, hanya jiwa manusia saja yang lalai dari ke-indahan takbir itu. Sedangkan jagat raya, ruh, dan semua eksistensi yang ada di alam semesta ini tak pernah lalai untuk memuji kebesaran Allah. Dan, bagian paling menggetarkan dan sekaligus sensitif dalam buku ini, ialah ketika merekonstruksi teori Big Bang menjadi teori Takbir Semesta serta ketika menyelami rahasia kalimat Kun Fayakun.... Kita akan mendapati jubelan hikmah dan rahasia kekuatan takbir yang secara total menyudutkan kita sebagai anak manusia untuk tak pernah abai dari lengking takbir. Usai membaca buku ini, semua hal yang selama ini terasa biasa bagi sebagian besar kita insya Allah akan menjelma luar biasa, menggetarkan, dan penuh tenaga dahsyat. Takbir adalah kunci untuk meraih kedahsyat-an energi kualitas jiwa, hati, pikiran, dan hidup kita....



Takbir adalah sebuah al-ikrar suatu deklarasi ketundukan ego manusia pada kekuatan Mahabesar yang ada di luar diri mereka, ketaklukan pada sesuatu yang mendominasi hidup dan kehidupan mereka. Takbir adalah pengakuan jujur ketidak-berdayaan makhluk yang lemah kepada Khaliknya. Sekaligus pertanda kepasrahan diri manusia muslim kepada Rabb mereka. Maka dalam titik relijiusitas itu, manusia muslim sadar bahwa dalam kosmos yang tak terbatas ini dirinya sangat kecil. Diri manusia ibarat sebuah sel dalam tumbuhan raksasa. Dia hanya sebutir debu di tengah kabut galaksi Bima Sakti. Dia hanya seorang aktor dalam panggung nasib yang telah direkayasa Sang Sutradara Agung. Dia hanya seorang hamba yang terikat dan telah ber-syahadah untuk menjalankan seluruh perintah Allah.
Karenanya getaran takbir adalah obat mujarab untuk membersihkan karat-karat kepongahan jiwa. Air jernih yang mengguyur hati dan memunculkan kesegaran spiritual-transendental. Membunuh arogansi dan menyuburkan sikap tawadlu. Menjadi wajar kalau takbir menuntut dikumandangkan dengan kesiapan dan kesungguhan batin. Dan puncak semua kesadaran itu adalah terjadinya transformasi imam pada dimensi kasat mata. Batu uji empiris jiwa yang bertakbir adalah ‘amal bil arkan.
Maka adalah absurd kalau takbir tak pernah memunculkan refleksi sosiologis. Adalah dusta belaka kalau kebesaran Allah hanya diwujudkan dalam kata-kata dan sekedar kata-kata. Padahal takbir menuntut diperdengarkan dalam bentuknya yang utuh, yakni amal nyata menegakkan dienullah dalam diri, keluarga dan masyarakat. Sangat besar kemurkaan Allah bagi mereka yang menyatakan apa yang tidak diperbuatnya (Q.S. 61:3). Dalam penghujung Ramadhan ini marilah kita bersiap diri untuk bertakbir dengan segenap totalitas maknanya. Wallahu ‘alam bishawab.

0 komentar

Posting Komentar