Pages

19.11.09

Syawalan Kaliwungu Ditandai Kirab Kelambu Makam KH Asy’ari

Tradisi Syawalan 1430 H Kaliwungu, Kendal, Jum’at (25/9) pukul 15.00 dibuka dengan penandaan prosesi kirab kain kelambu untuk makam KH Asy’ari dari halaman Masjid Al Muttaqien Kaliwungu.

Kelambu yang masih baru dan dimasukkan ke sebuah kotak kayu itu, diarak dari depan masjid menuju makam tokoh penyebar agama Islam tersebut di Desa Protomulyo, Kecamatan Kaliwungu Selatan.

Arak-arakan jalan kaki menempuh jarak 2 kilometer itu, dimeriahkan marching band dan rebana. Rombongan prosesi kirab antara lain diikuti Bupati Dra Siti Nurmarkesi, tokoh agama dan tokoh masyarakat, takmir Masjid Al Muttaqien, pejabat Muspida Kendal, seperti Kapolres AKBP Drs Sugihardi SH, dan Dandim 0715/ Kendal Letkol Arm Marhusa Hutahaean.

Pembukaan syawalan Kaliwungu tahun ini terasa berbeda. Tradisi yang masih mengakar bagi masyarakat di Kaliwungu ini rutin dilakukan setiap tahun, seusai Ramadan. Namun, pembukaan acara kemarin terasa lebih meriah, sekaligus tetap khidmat.

’’Kita selalu berupaya untuk menghadirkan perkembangan dan hal-hal baru dalam prosesi pembukaan syawalan ini. Misal, menampilkan kemeriahan marching band anak-anak. Kendati demikian, prosesi kegiatan tetap mengacu koridor yang ada,’’ kata KH Drs Asro’i Thohir SPdI, Ketua Yayasan Masjid Agung (Al Muttaqien) Kaliwungu.

Ketika tiba di makam KH Asyari, panitia langsung mengganti kain kelambu makam yang lama, dengan kain baru. Kegiatan dilanjutkan tahlilan bersama di kompleks makam guru agama Islam bagi masyarakat Kaliwungu, juga disebut Kiai Guru tersebut. Kegiatan berlangsung khidmat itu berlangsung hingga pukul 17.00.
Ziarah ’’Hari ini (25/9) sekaligus dalam rangka haul Kiai Guru, tokoh yang diakui sebagai guru utama agama Islam bagi masyarakat Kaliwungu. Haul atau peringatan wafatnya ulama besar tersebut, dilaksanakan dengan mengganti kelambu makam dengan kelambu baru, dilanjutkan tahlilan. Kain kerudung yang lama, akan kita simpan. Prosesi ini rutin dilakukan setiap tahunnya.’’
Selama arak-arakan dari depan Masjid Agung Kaliwungu hingga kompleks pemakaman di Desa Protomulyo, Kaliwungu Selatan itu menyedot perhatian ribuan warga.

Mereka berderet menonton di tepi jalan yang dilalui iring-iringan. Bahkan, tidak sedikit dari warga mengabadikan acara itu dengan kamera digital atau kamera ponselnya.

Syawalan pada perkembangannya dimeriahkan dengan kehadiran ratusan pedagang yang mrema di Alun-alun Kaliwungu. Keramaian pasar malam ini akan berlangsung hingga sepekan ke depan. Para pedagang yang datang antara lain menawarkan jasa hiburan, menjual pakaian, dan makanan, beragam produk berbahan gerabah.

Kegiatan syawalan muncul dari peringatan wafatnya Kiai Guru, yakni dengan berziarah kubur ke ulama besar itu setiap tanggal 8 syawal per tahunnya. Makam Kiai Guru berada di jabal atau bukit sebelah selatan Desa Protomulyo.

Dalam perkembangannya, objek lokasi ziarah tersebut juga dilakukan ke makam Sunan Katong, Pangeran Mandurorejo, Pangeran Pakuwojo, KH Ahmad Rukyat, KH Mustofa dan KH Musyafa yang berada di kompleks pemakaman yang sama.

Source: Suara Merdeka

0 komentar

Posting Komentar